Selasa, 22 Desember 2009

Doktrin Obama

Rangkuman Materi ”Doktrin Obama”

Pada akhir tahun 2008, seluruh dunia tertuju ke kota Washington DC. Di tempat itulah Amerika Serikat melantik Presiden yang baru yaitu Barack Husein Obama. Kemenangan Obama dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat telah membuat masyarakat Amerika dan dunia menanti kebijakan seperti apa yang akan ia ambil untuk Amerika. Karena ketika masa kampanye calon presiden, ia selalu menggunakan kata ”Perubahan” untuk mendapatkan dukungan warga Amerika Serikat.
Banyak kalangan masyarakat percaya bahwa pemerintahan Presiden Barack Obama akan berbeda dengan pemerintahan sebelumnya. Terutama dalam hal mengambil kebijakan politik luar negeri Amerika Serikat.

Namun sebelum itu, kita harus mengetahui garis besar atau arah tujuan politik luar negeri Amerika Serikat.
1. Menciptakan stabilitas keamanan dunia internasional.
2. Menyebarkan demokrasi.
3. Penyebaran nilai-nilai liberalisme.

Semua arah tujuan tersebut dikarenakan telah menurunnya citra Amerika Serikat di mata masyarakat internasional. Meskipun di kalangan antar negara, AS masih disegani, namun pada masyarakat internasional, citra AS sudah turun. Ini bisa terjadi karena kebijakan-kebijakan politik luar negeri AS pada pemerintahan sebelumnya tidak tepat sasaran, terutama dalam bidang militer. Contoh jelasnya yaitu pada tahun 2003, Amerika Serikat menginvasi Irak karena Irak dianggap mempunyai senjata biologis pemusnah masal. Amerika bahkan juga menjatuhkan rezim Sadam Husein di Irak. Namun, apa yang terjadi? hingga kini senjata pemusnah masal tidak ditemukan. Kemudian Irak juga dibuat hancur oleh AS. Kejadian itulah yang membuat masyarakat internasional mengecam tindakan AS.

Kemudian apa yang berbeda antara pemerintahan Barack Obama dengan pemerintahan sebelumnnya seperti George W. Bush dan Bill Clinton?
Pada masa pemerintahan Presiden Bill Clinton, cenderung lebih banyak menggunakan Soft Power dan Hard Power. Soft Power dalam arti menggunakan cara-cara damai seperti diplomasi atau negosiasi. Sedangkan Hard Power yaitu menggunakan cara kekerasan seperti perang, intervensi atau embargo. Kemudian sasaran atau aktor yang dituju adalah negara. Era Clinton lebih sering menggunakan pengembangan strategis dalam hal Diplomation (Diplomasi) dan Development (Pembangunan).
Pada masa pemerintahan George W. Bush lebih banyak menggunakan Hard Power. Ini dikarenakan terjadinya serangan ke gedung WTC tanggal 11 September 2001 yang dilakukan oleh sekelompok teroris. Sejak kejadian itu, Bush mengambil kebijakan untuk berperang melawan teroris. Bisa dikatakan era Bush ini lebih mementingkan pengembangan strategis dalam hal Defense (Pertahanan). Maka, ia mengirim tentara Amerika Serikat ke berbagai penjuru dunia terutama Timur Tengah yang ia anggap sebagai sarang teroris. Ketika AS menginvasi Irak, itu merupakan keputusan sepihak yang belum mendapatkan persetujuan dari PBB.
Lalu, langkah-langkah apa yang digunakan Presiden Barack Obama? Hingga saat ini, Obama cenderung menggunakan Soft Power. Ia lebih mengedepankan cara-cara damai di dalam dunia internasional. Selain itu, ia juga mengedepankan kerjasama antar negara. Ia menekankan pengembangan strategis dalam hal Diplomation, Development dan Defense atau yang dikenal dengan 3D. Selain itu, Obama tidak lagi hanya interaksi antar negara namun juga memperbanyak berinteraksi dengan masyarakat biasa atau non-state. Ini terlihat ketika, Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, mengunjungi Indonesia. Ia tidak hanya menemui kepala negara dan pejabat negara, namun juga bertemu dengan LSM, aktivis, masyarakat biasa. Bahkan, ia juga mengunjungi Kamar Mandi Umum yang didanai USAID. Ini semua dilakukan untuk menarik simpati masyarakat biasa terhadap Amerika Serikat.
Kemudian, apa itu Doktrin Obama? Doktrin Obama adalah langkah-langkah yang diambil oleh Presiden Obama terutama dalam hal kebijakan militer di luar negeri.
• Penggunaan kekuatan militer di luar negeri hanya akan dilakukan apabila sasaran sudah benar-benar jelas, tidak hanya berdasarkan dugaan-dugaan dan laporan interlijen yang tidak tepat.
• Biaya pengerahan kekuatan militer ke luar negeri harus dipertimbangkan dan harus komunikasikan kepada rakyat.
• Penggunaan kekuatan militer merupakan pilihan terakhir setelah upaya-upaya diplomatik dilakukan.
• Penggunaan kekuatan militer dilakukan setelah mendapatkan dukungan serta bekerjasama dengan negara-negara sekutu secara multilateral.

Semua itu dilakukan dengan maksud agar sasaran berikut ini bisa tercapai.
• Mengembalikan citra Amerika Serikat di masyarakat internasional.
• Mencapai sasaran strategis Amerika Serikat.
• Confidence Building Measurement.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar